Powered By Blogger

Senin, 30 Agustus 2010

पकम कु

A. Judul
“KOMPOSTER KRAMAT”MEDIA PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI PUPUK ORGANIK YANG RAMAH LINGKUNGAN DAN EFISIEN
B. Latar Belakang Masalah
Sampah berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan sampah dan penanganan sampah.
Sampah merupakan masalah yang tidak pernah surut dibicarakan dalam kehidupan masyarakat kita. Masalahnya, sampah adalah hasil samping dari segala aktivitas yang dilakukan manusia baik langsung maupun tidak langsung, yang dibuang karena dianggap tidak berguna. Sayangnya, selama ini sampah kurang mendapat penanganan yang maksimal dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, maupun masyarakat itu sendiri. Padahal sebagai orang yang bertanggung jawab atas menumpuknya produksi sampah, terutama sampah-sampah dari lingkungan rumah tangga, masyarakat sebenarnya merupakan pihak yang paling penting untuk berpartisipasi aktif dalam menanggulangi masalah ini.
Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena sampah- sampah itu merupakan awal dari penyebab berbagai penyakit (tempat hidup mikroorganisme patogen dan serangga sebagai penyebar penyakit). Oleh sebab itu, sampah harus dikelola dengan baik agar tidak mengganggu kesehatan masyarakat.
Sampah berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat digolongkan menjadi: 1) sampah ada yang mudah membusuk terdiri atas sampah organik seperti Sampah sisa sayuran, Sampah sisa daging, Sampah daun dan Sampah lain-lain; 2) sampah yang tidak mudah membusuk seperti Sampah plastik, Sampah kertas, Sampah karet, Sampah logam, Sampah sisa bahan bangunan dan Sampah lain-lain; 3) sampah yang berupa debu/abu; dan 4) sampah yang berbahaya (B3) bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari Sampah industri dan Sampah rumah sakit yang mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya. Tetapi dalam proposal pengabdian masyarakat ini akan dibatasi pada sampah dalam bentuk padat yang dihasilkan dalam lingkungan rumah tangga, yaitu sampah organik, sampah yang pada umumnya dapat membusuk, seperti sisa-sisa makanan, daun- daunan, buah-buahan, dan sebagainya.
Seperti yang penulis ketahui, pengetahuan masyarakat mengenai cara pengelolaan sampah yang mudah dan dapat mereka praktekkan secara langsung sangatlah minim. Sampai saat ini, cara yang umum digunakan masyarakat untuk mengolah sampah, terutama sampah organik, adalah dengan menguburnya dalam tanah atau membakarnya. Masalahnya, jika sampah organik itu dibakar, justru akan menambah jumlah polusi. Artinya, bukannya mengurangi sampah yang ada, tapi justru menambah jumlah sampah yang lain, yaitu dalam bentuk gas. Sedangkan, jika dikuburkan, sampah organik memerlukan waktu yang cukup lama untuk membusuk.
Warga masyarakat di Desa Kramat, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta dalam mengolah sampah ternyata belum maksimal karena banyak sampah yang tidak dimanfaatkan oleh warga tetapi justru dibuang dan dibakar sehingga dapat mengganggu warga. Selain itu, belum adanya kesadaran warga Desa Kramat akan pengelolaan sampah, hal ini dikarenakan belum adanya pihak terkait yang mensosialisasikan akan pentingnya pengelolaan sampah, baik itu instansi dari pemerintah atau swasta seperti LSM. Dengan permasalahan tersebut sosialisasi dan penerapan komposter sebagai media pengolahan sampah yang ramah lingkungan sangat cocok diterapkan di daerah ini.

C. Rumusan Masalah
Berdasaran identifikasi masalah yang ada dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengetahuan warga masyarakat tentang penggunaan Komposter sebagai media pembuatan pupuk organik yang ramah lingkungan?
2. Bagaimanakah peran warga masyarakat dalam pengolahan sampah organic menjadi pupuk organik?

D. Tujuan
Dari rumusan tersebut, tujuan yang ingin dicapai penulis, yaitu:
1. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang cara pengolahan sampah organik dalam lingkungan rumah tangga.
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penanggulangan masalah sampah organik di lingkungan masyarakat.
3. Mensosialisasikan penggunaan komposter sebagai media proses pengomposan sampah organik.
4. Memberikan pengetahuan pemanfaatan komposter sebagai media proses pengomposan sampah organik.
5. Memberikan pengetahuan tentang manfaat sampah organik yang berguna untuk pupuk organik yang ramah lingkungan.

E. Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:
1. Dapat mensosialisasikan penggunaan komposter sebagai media proses pengomposan sampah organik.
2. Masyarakat dapat menggunakan (memanfaatkan) sampah organic sebagai pupuk tanaman hias maupun tanaman buah-buahan.
3. Berkurangnya permasalahan sampah organik di lingkungan rumah tangga
4. Terciptanya lingkungan yang bersih dan asri tanpa polusi.


F. Kegunaan Program
Kegunaan dari program ini, antara lain:
1. Bagi masyarakat yaitu dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kesehatan dengan cara mengurangi jumlah sampah dalam lingkungan masyarakat pada umumnya dan rumah tangga pada khususnya.
2. Program ini juga dapat meningkatkan daya guna dari sampah itu sendiri.

G. Keunggulan Pengolahan Sampah Organik Dengan Metode Komposter
1. Keunggulan dengan metode komposter
a) Ditinjau dari segi biaya yang dibutuhkan, pengolahan sampah dengan metode komposer ini membutuhkan biaya yang relatif murah karena bahan-bahan untuk membuat alat komposer bisa didapatkan dengan harga yang terjangkau.
b) Metode komposer lebih ramah lingkungan karena dalam pengolahannya tidak menggunakan bahan kimia yang membahayakan.
c) Kualitas pupuk yang dihasilkan dari penggunaan metode komposer lebih baik dibandingkan dengan pupuk kimia yang biasa digunakan.
2. Teknik Pengomposan
Sampah organik sering juga disebut sampah basah, memiliki sifat mudah diuraikan oleh mikrobia pengurai. Sampah organic dapat dibuat kompos dengan cara yang sangat sederhana, mudah, serta murah. Pembuatan kompos dapat dilakukan di rumah tangga, sekolah, kantor, atau tempat lain. Salah satu cara sederhana pembuatan kompos adalah sebagai berikut:
a. Alat dan bahan
1. Komposter
2. Sprayer
3. Alat pengaduk
4. Biostarter atau biang kompos
5. Sampah organik hasil sisa-sisa dapur dan hasil sapuan yang mudah busuk, sepeti daun-daunan, sisa makanan, sayur, dan kulit buah.
b. Langkah pembuatan komposter
Komposter adalah alat unuk pembuatan kompos. Alat ini sangat sederhana dan dapat dibuat sendiri. Bagian-bagian komposter meliputi:
1. Wadah/ bak/ ember bekas, guna menampung sampah organik
2. Kran untuk mengalirkan lindi yang dipasang di ujung bawah ember
3. Saringan untuk memisahkan sampah dan lindi dalam proses pengomposan
4. Pipa udara untuk memasukkan udara yang dibutuhkan dalam proses pengoposan.
c. Langkah pembuatan biostarter
Biostarter adalah cairan yang berisi mikrobia pengurai sampah menjadi kompos. Biostarter dapat dibuat dengan cara yang mudah dan murah. Bahan dasarnya adalah irisan pisang atau kulit pisang (2 genggam), irisan nanas atau kulit nanas (2 genggam), irisan bawang merah (5 siung), irisan tempe (2 genggam), dan gula pasir.
Cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
1. Bahan diiris dan dipisahkan masing-masing.
2. Buat 4 gelas larutan gula, masing-masing 1 gelas air dicampur dengan 1 sendok teh peres gula pasir. Air yang digunakan adalah air dari sumur yang telah direbus dan didinginkan.
3. Masukkan larutan gula dalam 4 botol
- Botol pertama diisi irisan pisang atau kulit pisang
- Botol kedua diisi irisan nanas atau kulit nanas
- Botol ketiga diisi irisan bawang merah
- Botol keempat diisi irisan tempe
4. Botol ditutup jangan telalu rapat, agar udara tetap dapat masuk ke dalam botol.
5. Letakkan botol di tempat yang teduh tidak terkena sinar matahari langsung dan hujan
6. Diamkan selama 2 hari (2X24 jam)
7. Pisahkan antara air dan ampas dengan cara disaring
8. Air hasil saringan dari keempat botol tersebut dicampur menjadi satu dan masukkan ke dalam botol dan disimpan di tempat yang teduh tidak terkena sinar matahari langgsung dan hujan. Botol ditutup.
9. Cairan ini berfungsi sebagai biostarter, dan dapat disimpan sampai waktu sekitar 3 bulan.
10. Cara penggunaan: biostarter dicampur dengan air sumur dengan perbandigan 1 bagian biostarter dicampur dengan 10 bagian air.
11. Biostarter siap digunakan dengan cara menyemprotkan dengan sprayer
d. Langkah-langkah pembuatan kompos
1. Sampah organik seperti daun, sisa makanan, sayur, dan kulit buah dipotong (dicacah) kecil-kecil ±2cm.
2. Masukkan sampah yang sedah dicacah ke dalam komposter. Untuk sisa sayuran yang berkuah, ditiriskan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam komposter.
3. Semprot sampah dalam komposter dengan biostarter sampai lembab. Penyemprotan jangan terlalu basah.
4. Tutup komposter dan letakkan komposter pada tempat teduh yang tidak terkena sinar matahari langsung dan hujan.
5. Setiap kali menambah/ memasukkan sampah organik baru, semprotkan biostarter.
6. Periksa sampah dalam komposter sekitar 3 hari sekali. Jika sampah terlalu kering, semprot atau percik dengan air dan aduk sampai rata. Jika terlalu basah, tambahkan serbuk arang atau bekatul atau serbuk sisa gergaji dan aduk hingga rata.
7. Dalam proses pengomposan ini juga akan terbentuk cairan yang disebut lindi. Lindi dapat berfungsi sebagai pupuk cair. Lindi diambil dari kran yang terpasang pada ujung bawah komposter. Untuk pemakaian, pupuk cair ini harus diencerkan 10 hingga 20 kali terlebih dahulu.
8. Jika komposter telah penuh dan ada sampah baru, maka sampah baru dimasukkan pada komposer ke 2. Namun jika hanya memiliki satu komposter, maka sampah yang ada dalam komposter dapat dimasukkan ke dalam karung plastik (bagor) untuk pematangan, dan komposter dapat digunakan untuk memproses sampah organik yang baru.
9. Kompos akan matang atau siap pakai kira-kira 4 minggu. Kompos matang ditandai oleh warna gelap dan remah.
10. Bongkar sampah yang telah matang dan angin-anginkan. Kompos langsung dapat dipakai untuk memupuk tanaman.
11. Jika akan dikemas, kompos diayak terlebih dahulu. Sisa kompos yang masih kasar dapat dimasukkan kembali ke dalam komposter guna mempercepat proses pengoposan yang ada di komposter.
Problem dan solusinya
1. Kompos bau busuk dan banyak lalat
Hal ini disebabkan kompos terlalu basah dan tidak cukup udara. Untuk mengatasinya tambahkan 2 atau 3 genggam penuh kapur. Aduk kompos agar mendapatkan udara.
2. Kompos menjadi sarang tikus, kecoa, semut, dan belatung
Untuk mengatasi masalah ini, tambahkan kapur dan aduk sampah untuk mengusir semut dan kecoa, kemudian tutup komposter. Jangan membuang susu, tulang, daging, dan makanan hasil laut terlalu banyak ke dalam komposter.
H. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
Sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga memerlukan suatu tempat pengelolaan yang memadai. Jika tidak sampah akan menumpuk dan akan menyebabkan polusi sehingga dapat mengggangu kesehatan, Tetapi tidak semua daerah sadar dan tahu akan cara pengelolaan sampah yang baik dan benar. Seperti yang terjadi di Desa Kramat 01/19, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta.
Masyarakat di Desa Kramat banyak yang belum tahu akan pentingnya pengelolaan sampah dan cara mengelola sampah. Mereka masih membuang sampah secara tradisional, seperti ditimbun, dibakar atau bahkan dibuang ke sungai. Ini sudah menjadi hal umum dimasyarakat, bahkan sudah menjadi budaya yang turun temurun dari generasi sebelumnya. Padahal sampah yang dibakar asapnya dapat menimbulkan polusi udara yang dapat mengganggu kenyamanan warga. Selain itu, asap hasil pembakaran sampah yang mengandung zat karbonmonoksida dapat berdampak pada penipisan lapisan ozon sehingga memicu sinar matahari banyak yang diserap oleh bumi dan menyebabkan peningkatan suhu di bumi. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya global warming. Untuk sampah yang dibuang ke sungai dapat mengakibatkan penyumbatan aliran sungai sehingga memcu terjadinya banjir saat musim hujan tiba.
Belum adanya kesadaran warga Desa Kramat akan pengelolaan sampah, hal ini dikarenakan belum adanya pihak terkait yang mensosialisasikan akan pentingnya pengelolaan sampah, baik itu instansi dari pemerintah atau swasta seperti LSM. Padahal jika dilakukan secara serius, dan telaten, sampah yang dikelola bisa menjadi tambahan perekonomian warga. Bahkan tidak sedikit orang yang faham dan menekuninya, menjadikan pengelolaan sampah menjadi mata pencaharian mereka. Sampah non organik seperti plastik dapat dikumpulkan lalu dijual ke pengumpul sehingga bisa menambah pendapatan warga. Selain itu, untuk sampah organik seperti daun-daun yang dapat menimbulkan bau tak sedap dapat diolah menjadi pupuk organik dengan menggunakan media komposter.
Baru-baru ini harga pupuk dinilai sangat mahal dan langka, hal ini dapat menyusahkan para petani di Desa Kramat dalam mengolah sawahnya. Dengan pemanfaatan sampah organik tersebut diharapkan dapat membantu meringankan beban para petani untuk mendapatkan pupuk organik secara cuma-cuma karena pupuk organik dapat dibuat sendiri.
Dengan melihat permasalahan yang ada di Desa Kramat yakni belum tahunya masyarakat akan cara pengelolaan sampah, maka pengelolaan sampah dengan media komposter ini sangat cocok untuk disosialisasikan di desa ini, karena disamping untuk meminimalis polusi yang ditimbulkan sampah ,juga media komposter ini ramah lingkungan dan bernilai ekonomis.

I. Metode Pelaksanaan Program
1. Tempat dan Waktu
Pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini dilakukan selama 4 bulan, bertempat di Desa Kramat 01/19, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta 55564
2. Strategi Pelaksanaan Program
a. Persiapan
Persiapan pelaksanaan program terdiri dari pengiriman surat kepada ketua Pemuda-pemudi Wahana Cipta Cakra Mandiri (WCCM),Desa Kramat, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta. Surat tersebut berisikan permohonan izin untuk melaksanakan kegiatan diskusi dengan Pemuda-pemudi WCCM desa Kramat terkait penyuluhan, pelaksanaan kegiatan dan pembagian selebaran pedoman pengolahan sampah organik. Selanjutnya akan dilakukan persiapan materi diskusi penyuluhan, tempat serta waktu pelaksanaan dilanjutkan dengan konfirmasi mengenai jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan. Konfirmasi ini bertujuan untuk memastikan jadwal kegiatan sehingga masyarakat dapat mengikuti pelaksanaan kegiatan dengan baik.
b. Rencana Pelaksanaan Program
Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pengolahan sampah organik rumah tangga di Desa Kramat 01/19 maka akan dilakukan beberapa kegiatan yang mendukung pelaksanaan penyuluhan pengolahan sampah yaitu diskusi dengan warga masyarakat, pemberian penyuluhan, pelaksanaan kegiatan dan pemantauan. Secara rinci sebagai berikut:
1) Diskusi dengan Warga
Diskusi ini bertujuuan untuk mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan oleh warga masyarakat dalam pengolahan sampah organik. Dalam diskusi ini juga akan diberikan pengarahan mengenai tujuan program, sasaran program serta diharapkan warga dapat melaksanakan metode pengolahan sampah seperti yang telah diarahkan.
2) Penyuluhan
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan warga tentang cara pengolahan sampah organik yang baik dan efisien. Adapun materi yang akan diberikan adalah sebagai berikut:
• Pengertian sampah organik
• Proses pembusukan sampah organik
• Pengertian dekomposer
• Cara-cara pengolahan sampah organik dengan bantuan dekomposer
• Penjelasan mengenai pengisian kuisioner
3) Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan di depan warga masyarakat yang bertujuan untuk memberikan contoh tentang cara pengolahan sampah organik yang efisien dilakukan di lingkungan rumah tangga.
J. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam program ini adalah:
a. Wawancara mendalam (Indepth Interview)
Metode ini digunakan untuk informasi-informasi yang perlu diketahui secara lebih detail dan menda¬lam. Wawancara mendalam ini dilakukan dengan cara mengadakan wawancara secara mendalam kepada informan dan informan kunci dengan tujuan untuk menggali infor¬masi-informasi. Dari wawancara mendalam tersebut diperoleh data primer atau data kualitatif, yaitu berupa tanggapan atau pendapat warga terhadap masalah sampah organik.
b. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data yang sifatnya sudah tersedia dalam bentuk catatan-catatan atau dokumen. Metode ini digunakan sebagai pelengkap dan pendukung bagi data-data primer yang diperoleh melalui wawancara mendalam. Untuk memperoleh data-data yang berupa dokumen ini, peneliti akan mendatangi Desa Kramat 01/19.

K. Jadwal Kegiatan
Adapun susunan jadwal kegiatan program pengabdian ini adalah sebagai berikut :

No Kegiatan Bulan ke
1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan Proposal √ √
2. Observasi awal √
3. Sosialisasi teknik Komposter √ √
4. Pelaksanaan Program √ √ √ √ √ √ √ √
5. Evaluasi Program √ √
6. Penyempurnaan dan Penyusunan laporan √ √ √
7. Penyusunan Laporan Akhir Program √ √





L. Rincian Biaya
Rancangan Biaya
Persiapan Program
 Pembuatan dan Penggandaan Proposal Rp. 200.000,00
 Observasi tempat kegiatan Rp. 300.000,00
Jumlah Rp. 500.000,00
Pelaksanaan Program
Pembuatan media komposter
• Ember (5 buah @ Rp 50.000,00) Rp 250.000,00
• Kran ( 5 buah @ Rp 10.000,00) Rp 50.000,00
• Saringan (5 buah @ Rp 10.000,00) Rp 50.000,00
• Pipa (5 meter @ Rp 30.000,00) Rp 75.000,00
• Karung / bagor (5 buah @ Rp 2.000,00) Rp 10.000,00
• Lem Kastol (1 kaleng) Rp 50.000,00
Rp 455.000,00

Pembuatan Biostarter
• Pisang (1 Lirang @ Rp 10.000,00) Rp 10.000,00
• Nanas (3 buah @ Rp 3.000,00) Rp 9.000,00
• Bawang merah (1/4kg) Rp 5.000,00
• Gula pasir (1/4kg) Rp 3.000,00
• Tempe (5 bungkus@ 2.000,00) Rp 10.000,00
• Botol semprotan/sprayer (5 buah @ Rp 5.000,00) Rp 25.000,00
• Serbuk gergaji Rp 5.000,00
Jumlah Rp 67.000,00
Konsumsi
 Pra kegiatan ( 60 x Rp 10.000 ) Rp. 400.000,00
 Pelaksanaan kegiatan(4 x 60 x Rp 10.000,00) Rp. 1.600.000,00
 Pasca kegiatan( 60 x Rp 10.000,00) Rp. 400.000,00
Jumlah Rp. 2.400.000,00

Transportasi
 Pra Kegiatan Rp. 300.000,00
 Pelaksanaan Progam Rp.1.200.000,00
 Pasca Kegiatan Rp. 500.000,00
Jumlah Rp. 2.000.000,00
Bahan atau Peralatan
 Sewa Handycame Rp. 250.000,00
 Kaset Handycame (5 buah x @ Rp 35.000,00) Rp. 175.000,00
 Sewa Kamera Digital Rp. 100.000,00
 Sewa Komputer Rp. 50.000,00
 Kertas Karton (10 Lembar @ Rp 5.000,00) Rp. 50.000,00
Jumlah Rp. 525.000,00


Tahap Akhir Program
 Penyusunan Rp. 190.000,00
 penggandaan laporan Rp. 450.000,00
Jumlah Rp. 640.000,00
Jumlah Anggaran Rp. 6.587.000,00

1 komentar: