Powered By Blogger

Kamis, 30 Desember 2010

“KOMPOSTER KRAMAT” MEDIA PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI PUPUK ORGANIK YANG RAMAH LINGKUNGAN DAN EFISIEN

B. Latar Belakang Masalah
Sampah berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan sampah dan penanganan sampah.
Sampah merupakan masalah yang tidak pernah surut dibicarakan dalam kehidupan masyarakat kita. Masalahnya, sampah adalah hasil samping dari segala aktivitas yang dilakukan manusia baik langsung maupun tidak langsung, yang dibuang karena dianggap tidak berguna. Sayangnya, selama ini sampah kurang mendapat penanganan yang maksimal dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, maupun masyarakat itu sendiri. Padahal sebagai orang yang bertanggung jawab atas menumpuknya produksi sampah, terutama sampah-sampah dari lingkungan rumah tangga, masyarakat sebenarnya merupakan pihak yang paling penting untuk berpartisipasi aktif dalam menanggulangi masalah ini.
Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena sampah- sampah itu merupakan awal dari penyebab berbagai penyakit (tempat hidup mikroorganisme patogen dan serangga sebagai penyebar penyakit). Oleh sebab itu, sampah harus dikelola dengan baik agar tidak mengganggu kesehatan masyarakat.
Sampah berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat digolongkan menjadi: 1) sampah ada yang mudah membusuk terdiri atas sampah organik seperti Sampah sisa sayuran, Sampah sisa daging, Sampah daun dan Sampah lain-lain; 2) sampah yang tidak mudah membusuk seperti Sampah plastik, Sampah kertas, Sampah karet, Sampah logam, Sampah sisa bahan bangunan dan Sampah lain-lain; 3) sampah yang berupa debu/abu; dan 4) sampah yang berbahaya (B3) bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari Sampah industri dan Sampah rumah sakit yang mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya. Tetapi dalam proposal pengabdian masyarakat ini akan dibatasi pada sampah dalam bentuk padat yang dihasilkan dalam lingkungan rumah tangga, yaitu sampah organik, sampah yang pada umumnya dapat membusuk, seperti sisa-sisa makanan, daun- daunan, buah-buahan, dan sebagainya.

Seperti yang penulis ketahui, pengetahuan masyarakat mengenai cara pengelolaan sampah yang mudah dan dapat mereka praktekkan secara langsung sangatlah minim. Sampai saat ini, cara yang umum digunakan masyarakat untuk mengolah sampah, terutama sampah organik, adalah dengan menguburnya dalam tanah atau membakarnya. Masalahnya, jika sampah organik itu dibakar, justru akan menambah jumlah polusi. Artinya, bukannya mengurangi sampah yang ada, tapi justru menambah jumlah sampah yang lain, yaitu dalam bentuk gas. Sedangkan, jika dikuburkan, sampah organik memerlukan waktu yang cukup lama untuk membusuk.
Warga masyarakat di Desa Kramat, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta dalam mengolah sampah ternyata belum maksimal karena banyak sampah yang tidak dimanfaatkan oleh warga tetapi justru dibuang dan dibakar sehingga dapat mengganggu warga. Selain itu, belum adanya kesadaran warga Desa Kramat akan pengelolaan sampah, hal ini dikarenakan belum adanya pihak terkait yang mensosialisasikan akan pentingnya pengelolaan sampah, baik itu instansi dari pemerintah atau swasta seperti LSM. Dengan permasalahan tersebut sosialisasi dan penerapan komposter sebagai media pengolahan sampah yang ramah lingkungan sangat cocok diterapkan di daerah ini.

C. Rumusan Masalah
Berdasaran identifikasi masalah yang ada dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan sampah?
2. Bagaimanakah pengelolaan sampah organik menjadi pupuk organik?
3. Bagaimanakah pengelolaan sampah organik menggunakan media komposter?
4. Bagaimanakah pengetahuan warga masyarakat tentang penggunaan Komposter sebagai media pembuatan pupuk organik yang ramah lingkungan?
5. Bagaimanakah peran warga masyarakat dalam pengolahan sampah organik menjadi pupuk organik?

D. Tujuan
Dari rumusan tersebut, tujuan yang ingin dicapai penulis, yaitu:
1. Mensosialisasikan penggunaan komposter sebagai media proses pengomposan sampah organik.
2. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang cara pengolahan sampah organik dalam lingkungan rumah tangga.
3. Memberikan pengetahuan pemanfaatan komposter sebagai media proses pengomposan sampah organik.
4. Memberikan pengetahuan tentang manfaat sampah organik yang berguna untuk pupuk organik yang ramah lingkungan.
5. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penanggulangan masalah sampah organik di lingkungan masyarakat.

E. Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:
1. Dapat mensosialisasikan penggunaan komposter sebagai media proses pengomposan sampah organik.
2. Dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah organik.
3. Masyarakat mampu mengolah sampah organik menjadi pupuk organik dengan metode pengomposan.
4. Berkurangnya permasalahan sampah organik di lingkungan rumah tangga.
5. Masyarakat dapat menggunakan (memanfaatkan) sampah organik sebagai pupuk tanaman hias maupun tanaman buah-buahan.

F. Kegunaan Program
Kegunaan dari program ini, antara lain:
1. Bagi masyarakat yaitu dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kesehatan dengan cara mengurangi jumlah sampah dalam lingkungan masyarakat pada umumnya dan rumah tangga pada khususnya.
2. Terciptanya lingkungan yang bersih dan asri tanpa polusi
3. Meningkatkan daya guna dari sampah organik.
4. Program ini juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dari hasil penjualan sampah organik.


G. Gambaran umum masyarakat sasaran
Sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga memerlukan suatu tempat pengelolaan yang memadai. Jika tidak sampah akan menumpuk dan akan menyebabkan polusi sehingga dapat mengggangu kesehatan, Tetapi tidak semua daerah sadar dan tahu akan cara pengelolaan sampah yang baik dan benar. Seperti yang terjadi di Desa Kramat 01/19, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta.
Masyarakat di Desa Kramat banyak yang belum tahu akan pentingnya pengelolaan sampah dan cara mengelola sampah. Mereka masih membuang sampah secara tradisional, seperti ditimbun, dibakar atau bahkan dibuang ke sungai. Ini sudah menjadi hal umum dimasyarakat, bahkan sudah menjadi budaya yang turun temurun dari generasi sebelumnya. Padahal sampah yang dibakar asapnya dapat menimbulkan polusi udara yang dapat mengganggu kenyamanan warga. Selain itu, asap hasil pembakaran sampah yang mengandung zat karbonmonoksida dapat berdampak pada penipisan lapisan ozon sehingga memicu sinar matahari banyak yang diserap oleh bumi dan menyebabkan peningkatan suhu di bumi. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya global warming. Untuk sampah yang dibuang ke sungai dapat mengakibatkan penyumbatan aliran sungai sehingga memicu terjadinya banjir saat musim hujan tiba.
Belum adanya kesadaran warga Desa Kramat akan pengelolaan sampah, hal ini dikarenakan belum adanya pihak terkait yang mensosialisasikan akan pentingnya pengelolaan sampah, baik itu instansi dari pemerintah atau swasta seperti LSM. Padahal jika dilakukan secara serius, dan telaten, sampah yang dikelola bisa menjadi tambahan perekonomian warga. Bahkan tidak sedikit orang yang faham dan menekuninya, menjadikan pengelolaan sampah menjadi mata pencaharian mereka. Sampah non organik seperti plastik dapat dikumpulkan lalu dijual ke pengumpul sehingga bisa menambah pendapatan warga. Selain itu, untuk sampah organik seperti daun-daun yang dapat menimbulkan bau tak sedap dapat diolah menjadi pupuk organik dengan menggunakan media komposter.
Baru-baru ini harga pupuk dinilai sangat mahal dan langka, hal ini dapat menyusahkan para petani di Desa Kramat dalam mengolah sawahnya. Dengan pemanfaatan sampah organik tersebut diharapkan dapat membantu meringankan beban para petani untuk mendapatkan pupuk organik secara cuma-cuma karena pupuk organik dapat dibuat sendiri dengan menggunakan media komposter ini.
Dengan melihat permasalahan yang ada di Desa Kramat yakni belum tahunya masyarakat akan cara pengelolaan sampah, maka pengelolaan sampah dengan media komposter ini sangat cocok untuk disosialisasikan di desa ini, karena disamping untuk meminimalis polusi yang ditimbulkan sampah ,juga media komposter ini ramah lingkungan dan bernilai ekonomis. Sasaran utama dari program komposter ini adalah warga Desa Kramat khususnya para pemuda pemudi yang tergabung dalam wadah karang taruna Wahana Cipta Cakra Mandiri (WCCM).

H. Metode Pelaksanaan Program
1. Tempat dan Waktu
Pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini dilakukan selama 4 bulan, bertempat di Desa Kramat 01/19, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta 55564
2. Strategi Pelaksanaan Program
Persiapan pelaksanaan program terdiri dari pengiriman surat kepada ketua Pemuda-pemudi Wahana Cipta Cakra Mandiri (WCCM),Desa Kramat, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta. Surat tersebut berisikan permohonan izin untuk melaksanakan kegiatan diskusi dengan Pemuda-pemudi WCCM desa Kramat terkait penyuluhan, pelaksanaan kegiatan dan pembagian selebaran pedoman pengolahan sampah organik.
a. Sosialisasi
Sosialisasi yang dilakukan dalam kegiatan ini meliputi :
 Penyuluhan
Kegiatan ini berupa pemberian selebaran dan penjelasan mengenai teknik pengomposan dengan metode komposter. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan warga tentang cara pengolahan sampah organik yang baik dan efisien. Adapun materi yang akan diberikan adalah sebagai berikut:
• Pengertian sampah organik
• Proses pembusukan sampah organik
• Pengertian dekomposer
• Cara-cara pengolahan sampah organik dengan bantuan dekomposer
 Diskusi dengan Warga
Diskusi ini bertujuan untuk mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan oleh warga masyarakat dalam pengolahan sampah organik. Dalam diskusi ini juga akan diberikan pengarahan mengenai tujuan program, sasaran program serta diharapkan warga dapat melaksanakan metode pengolahan sampah seperti yang telah diarahkan.
b. Praktek Kegiatan
Dalam tahap ini dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Tindakan yang akan dilakukan dalam program ini secara garis besar adalah melaksanakan teknik pengomposan dengan metode komposter. Kegiatan ini dilakukan di depan warga masyarakat yang bertujuan untuk memberikan contoh tentang cara pengolahan sampah organik yang efisien dilakukan di lingkungan rumah tangga. Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pengolahan sampah organik rumah tangga di Desa Kramat 01/19 maka akan dilakukan beberapa kegiatan dalam pembuatan komposter. Secara rinci sebagai berikut:
 Kegiatan I
Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengolahan sampah organik menggunakan metode komposter.
 Kegiatan II
Pembuatan biostarter yaitu cairan yang berisi mikrobia pengurai sampah menjadi kompos.
 Kegiatan III
Praktek pembuatan kompos
c. Monitoring
Setelah praktek selesai, minggu berikutnya dilakukan monotoring dengan melakukan pengamatan langsung di daerah sasaran. Monitoring tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tanggapan atau respon masyarakat dalam program ini. Dengan dilakukan monitoring tersebut, dapat diketahui tingkat keberhasilan program ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar